Langsung ke konten utama

Modal Sosial Masyarakat Desa




Konsep modal sosial yang terkait jaringan sosial telah menjadi mekanisme jelas kunci dalam bidang sosiologi ekonomi, fleshing implikasi dari asumsi meta-teoretis.  Hal ini dalam jaringan yang banyak (meskipun tidak semua) tindakan ekonomi secara sosial tertanam, dan salah satu hasil yang paling penting dari yang embeddedness adalah modal sosial. Definisi sosiologis yang diterima secara umum
Modal sosial adalah kemampuan untuk mendapatkan akses ke sumber daya berdasarkan keanggotaan dalam jaringan atau structures.2 sosial yang lebih besar Jelas, seperti kemampuan mengalir keluar dari embeddedness (bagian), menjadi salah satu yang paling nyata manifestasi. 
Salah satu bagian dari modal sosial yang sangat berpengaruh dewasa ini adalah modal sosial kepercayaan (trust) yang dapat memberikan andil yang besar dalam pembangunan ekonomi masyarakat. Ikatan-iktan sosial yang ada dalam masyarakat harus direkatkan dengan kepercayaan.  Modal dasar dari adanya ikatan sosial yang kuat adalah adanya kerjasama di antara anggota kelompok atau organisasi dalam hal komunitas kelurahan ikatan sosial akan terbanguan apabila ada kerjasama di antara semua warga masyarakat. Kerjasama akan terbangun dengan baik apabila berlandaskan kepercayaan di antara para anggotanya. Jika warga masyarakat  saling bekerjasama dan saling percaya yang didasarkan kepada  nilai-nilai universal yang ada , maka tidak akan ada sikap saling curiga, saling jegal, saling menindas dan sebagainya sehingga ketimpangan-ketimpangan antara kelompok yang miskin dengan yang kaya akan bisa diminimalkan.


Modal sosial masyarakat di desa lebih besar dari pada masyarakat perkotaan, hal ini tentu saja membantah pendapat dari pierre boourdieeu yang mengatakan bahwa modal sosial lebih berlaku di masyrakat perkotaan. Di desa modal sosial yang masih bertahan salah satunya yaitu wirid yasinan ibu-ibu setiap minggu nya. Melalui kegiatan wirid yasinan para ibu-ibu melakukan kegiatan yang menunjang dan mempererat hubungan sosial dan solidaritas antara masyrakat di desa.
Rutinitas yang sering ini membuat modal sosial yang dimiliki masyrakat desa jauh lebih besar dari masyrakat kota. Hal ini didasarkan bahwa meski telah mengalami perubahan karena modernisasi dan globalisasi namun kegiatan keagamaan menjadi sarana bagi masyrakat untuk tetep menjalin hubungan sosial, berinteraksi sosial, dan membangun jaringan sosial yang memperkuat modal sosial setiap individunya.
Modal sosial (social capital) sangat tinggi pengaruhnya terhadap perkembangan dan kemajuan berbagai sektor ekonomi.  Di sektor pertanian misalnya, upaya pemerintah terutama di negara-negara agraris Asia, untuk meningkatkan produksi seringkali mengalami kegagalan walaupun berbagai input modal telah mengucur ke pedesaan seperti pupuk, perlatan-perlatan modern, irigasi modern, dan  berbagai fasilitas kredit yang melimpah.  Tanpa mengabaikan beberapa tekanan struktural, seperti misalnya yang bersumber dari disparitas yang tinggi atas penguasaan lahan,  kegagalan meningkatkan produksi sangat berkait erat dengan spektrum modal sosial yang sangat lemah.  Faktor ini sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari pemerintah (Putnam, 1993).
Pembangunan industri, baik industri besar, sedang mupun industri kecil akan mengalami hambatan di negara yang memiliki tingkat modal sosial yang rendah.  Modal sosial akan menghasilkan energi kolektif yang memungkinkan berkembangnya jiwa dan semangat kewirausahaan di tengah masyarakat, yang selanjutnya akan mendorong berkembangnya dunia usaha.  Industri besar yang akan dimiiliki para investor lokal maupun asing akan mungkin bertumbuih kembali di tengah masyarakat yang memiliki tradisi dan nilai kejujuran (trust), terbuka (positive externalities), dan memiliki tingkat empati yang tinggi.  Tanpa itu investor akan menghindar karena suasana ketidakjujuran, kebencian, sakwasangka, intrik dan hilangnya toleransi.  Faktor ini hampir tidak mendapat perhatian dari umumnya negara-negara berkembang sebagai dari upaya promosi investasi.
Melalui kegiatan yasinan proses pelaksanaan modal sosial yang mempengaruhi perkembangan ekonomi adalah dengan adanya sharing dan diskusi selesai pelaksanaan yasinan. Melalui yasinan inilah masyrakat bisa saling bertukar informasi baik informasi pemerintah maupun ekonomi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sistem Sosial

Teori system sosial menjelaskan tentang dinamika oganisasi dalam istilah-istilah dari jaringan sosial- hubungan dan interaksi orang didalam dan diuar organisasi. Blau dan Scott (1962) mengenalkan dua prinsip dasar yang membantu mendefinisikan sistem sosial. Salah satunya adalah susunan hubungan-hubungan sosial, atau pola-pola dari interaksi-interaksi sosial didalam sistem sosial.. Yang lain adalah budaya, atau nilai-nilai kebersamaan dari orang-orang di dalam sistem sosial. Hal ini berguna untuk mengingat bahwa susunan hubungan sosial dan budaya dari organisasi dapat dilihat secara formal, informal atau holistik. Struktur sosial ditentukan oleh jenis interaksi sosial, antara orang dengan berbagai status dalam organisasi. Tindakan Sosial mengacu pada jenis dan tingkat interaksi di antara mereka dalam sebuah organisasi, apakah mereka lebih tinggi, rendah, atau berorientasi pada teman sebaya. Misalnya, penting untuk dicatat bagaimana-sering dan panjangnya orang bercakap-cakap satu de

Teori Struktural Fungsional

Struktural Fungsional Teori fungsional memiliki asumsi utama, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsistem, keseluruhan subsistem tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Menurut aliran struktural fungsional (parson), bahwa pranata-pranata utama dalam setiap kebudayaan hubungan satu dengan yang lain dan memiliki fungsi khusus dalam hubungan satu dengan yang lain .   Setiap pranata (termasuk sistem kekuasaan) penting untuk berfungsi secara normal dimana kebudayaan pranata itu berada   untuk melanjutkan eksistensisnya. Talcott parson dan edwar A shils mengatakan yang dimaksud dengan sistem sosial dapat digambarkan sebagai   “a system of interactive relationship of a plurality of individual actors” sementara itu Hugo F. Reading mentakan bahwa sistem sosial biasanya digambarkan sebagagai “a system if social elements” . Sedangkan Thomas Fourd Hold mengatakan bahwa sistem sosial adalah “the totality of relationship of involved indiv

Analisis Cinta Menurut Teori Sosiologi

Kerangka Konsep Sosiologi untuk Membingkai Cinta Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji masyarakat, baik meliputi proses sosial, nilai dan norma sosial, kelompok sosial, dan lain sebagainya yang terdapat dalam masyarakat. Masyarakat menjalain hubungan timbal balik individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok yang bersifat asosiatif maupun disosiatif. Konsep asosiatif mengarah pada proses penyatuan individu dan kelompok dalam suatu masyarakat yang satukan oleh perasaan afeksi (kasih sayang), afeksi dapat juga diartikan sebagai kategori cinta. Namun cinta tidak bisa dikatakan sebagai kasih sayang, buktinya ucapan cinta kadang membuat sakit hati dan saling membenci. Cinta dalam makna normatif berarti ungkapan kasih sayang dari seseorang diwujudkan dalam bentuk afeksi dan proteksi. Pewujudan afeksi sudah jelas bentuknya berupa kasih sayang, namun perwujudan proteksi yang diartikan melindungi kadang disalahlakukan sebagai koersif a