Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Ekpedisi Suku Anak Rawa

Ekpedisi Suku Anak Rawa 30 Maret 2018- 1 April 2018 Perjalanan ke desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit Kabupaten Siak memerlukan perjalanan lebih kurang 4 jam dari pusat ibu kota Provinsi Riau Pekanbaru. Perjalanan ini bisa ditempuh dengan menggunakan akses darat melalui jalan lintas timur   menuju pelabuhan   buton.   Selama 3 hari di desa penyengat kami di tunjukan dengan berbagai macam aneka tradisi dan kebudayaan asli dari suku anak rawa. Suku anak rawa adalah salah satu suku asli yang ada di provinsi riau dan sampai saat ini masih menjaga nilai-nilai kearifan dan budaya nya. Desa Penyengat telah ditetapkan sebagai desa adat oleh pemerintah Kabupaten Siak melalui  Peraruran Daerah Kabupaten Siak Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Penetapan Kampung Adat dan saat ini sedang menunggu SK dari Kementrian Dalam Negeri. Penetapan sebagai kampung adat tidak terlepas dari masih terjaganya nilai-nilai adat dan istiadat di desa ini. Ada banyak tradisi yang menjadi kearifan lokal dari suku asl

Ekspedisi Buluh Cina

Selama dua hari yakni dari Sabtu (7/4/2018) Hingga  Minggu (8/4/2018) Komunitas yang menamakan dirinya social corner menggelar ekspedisi ke Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar. Selain ekspedisi, para penggiat komunitas ini juga menyampaikan rekomendasi  bagi Pemerintah Desa Buluh Cina terkait pengembangan hutan adat Rimbo tujuh danau yang merupakan hasil dari riset  Febri Angga Putra mengenai fungsi hutan adat. Robi Armilus selaku ketua SC (Social Corner) menjelaskan, bahwa hasil dari diskusi ini yakni disepakati nya kerjasama antara pemerintah desa buluh cina dan social Corner terkait pengembangan wisata di desa buluh cina, jelasnya melalui pesan WhatsApp pada Minggu (8/4/2018) Ada beberapa wacana yang akan dibahas lebih lanjut dalam upaya pengenalan desa wisata buluh cina salah satunya dengan membuat festival budaya buluh cina, ujar Robi Kedepannya dia berharap akan ada banyak hal yang  bisa dikembangkan dari masyarakat di desa buluh cina, beb

Lahirnya Komunitas Social Corner

logo social corner  SOCIAL CORNER ( SC) merupakan komunitas yang bergerak dalam bidang kajian fenomena sosial dan perubahan sosial kemasyarakatan. Latar belakang berdirinya komunitas ini yaitu banyaknya   permasalahan   sosial yang terjadi pada masyarakat. Hal ini membuat komunitas ini fokus pada riset sosial, diskusi isu-isu sosial kemasyarakatan dan melakukan ekpedisi sosial.     Social Corner berdiri pada tanggal 13 Maret 2018 yang di gagas bersama oleh Robi Armilus, Satria Rahmaddhan, Anggi Pratama, Supriyanto, Febri Angga Putra, Muhammad   Imran, Muhammad Yaslan, Agustar dan Hendry Revana. Tujuan   Komunitas ini   kedepannya adalah menjadi mitra stategis dalam pengembangan   dan pemberdayaan masyarakat   di Provinsi Riau dan memberikan rekomendasi serta   basis data   bagi pemangku kebijakan di Pemerintahan. Untuk informasi kegiatan dan pendaftaran : Robi Armilus (081268109679)/ Anggi Pratama (085376090057)   atau Instagram sociarcorner.riau Sekretariat : Jalan Melat

Lawan dari Cinta

salah seorang tokoh besar, Fariduddin al Attar pernah bercerita, bahwa ada seorang tokoh  yang berkunjung ke tempat Robi’ah al adawiyah, ulama besar ahli mahabbah, si tamu tersebut selama berada di tempat robiah yang diceritakan adalah betapa jeleknya dunia itu, betapa buruknya dunia itu, betapa menipunya dunia itu, dan betapa ia bencinya dunia itu. Robi’ah tersenyum… dan ketika si tamu itu berlalu, Sofyan At Tsauri, sahabat Robiah yang juga sedang berkunjung ke situ bertanya pada Robiah,”Benarkah orang itu benci kepada dunia?” Robiah tersenyum dan berkata,”Bagaimana mungkin dia membenci dunia? yang ada di pikiran dan perasaannya hanyalah terisi dengan dunia dan urusannya” Dzunnun al Mishri, satu waktu di datangi salah seorang muridnya,”ya Guru, kata muridnya, aku sudah beribadah kepada Tuhan selama 30 tahun yang menurutku aku juga sungguh2. Siang puasa, malah tahajud dan selain amalan wajib, yang sunnah2 juga aku kerjakan. tapi bukannya aku tidak puas dengan keadaanku, teta

Cinta disudut yang tepat

Sajak TUBI (Tulisan Robi) Menempatkan cinta di sudut yang tepat. Untuk   hati termanis dan terisi penuh cinta Tentu saja kan kubalas sepenuh jiwa   Cantik ? Bukankah hati terlalu bodoh untuk bisa mendefenisikan kata cantik. Dia hanya tau arti rasa nyaman. Aku perjelas. Aku mencintaimu. Bukankah kejelasan jauh lebih ringan  daripada menanggung beban tanya  yang tak kunjung berjawab. Apalagi menyimpannya dalam hati  sebagai bahtera tanpa pelabuhan.  Ah, itu menyakitkan. Aku mencintaimu. Aku mencintaimu tanpa karena dan tapi Rasa diantara kita mungkin berbisik  agar kita bersabar menanti ketetapan ilahi Jika Dia berkata nanti maka janganlah mengutuk diri Percayalah, yang terbaik pasti akan bermuara pada ikatan suci.