Langsung ke konten utama

Konsolidasi Keilmuan Nasional Mahasiswa Pascasarjana Se-Indonesia


Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada  (HMP UGM) menggelar kegiatan konsolidasi keilmuan nasional pascasarjana se-Indonesia Rabu (13/09/2017) di Yogyakarta. Kegiatan ini diikuti oleh puluhan mahasiswa pascasarjana yang tersebar di seluruh Indonesia.

Salah satu agenda kegiatan adalah presentasi hasil riset oleh para mahasiswa dari berbagai utusan perguruan tinggi dengan topik yang beragam. Selanjutnya akan menjadi rekomendasi untuk Presiden Joko Widodo dalam penyelesaian dan kendala-kendala yang dihadapi bangsa ini, jelas Takbir selaku Ketua Umum HMP UGM.

"Kegiatan ini diikuti oleh banyak mahasiswa pascasarjana. Ada 25 utusan dari perguruan tinggi berbeda. Dan kami akan berusaha menggagas rekomendasi dan solusi dari berbagai bidang yang akan dikawal ke beberapa stakeholder atau instansi terkait. HMP UGM juga berterima kasih pada pak menteri tenaga kerja yang sudah bersedia hadir membuka acara kami", ujar Ketua HMP UGM, Takbir.


Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Menteri Ketenagakerjaan RI, Muhammad Hanif Dakhiri, sekaligus membawa kuliah umum. di depan para peserta Konsolnas Hanif mengatakan, Indonesia menghadapi dua masalah dalam ketenagakerjaan yaitu, persoalan pendidikan dan ketidaksesuaian antara bidang keilmuan dan pekerjaan angkatan kerja, katanya

Robi Armilus mahasiswa pasca sarjana sosiologi universitas Riau menjadi satu satu nya perwakilan dari universitas Riau yang lolos seleksi karya tulis ilmiah dengan judul "eksistensi suku Petalangan di desa Betung kecamatan pangkalan kuras kabupaten Pelalawan.

Dalam presentasi nya dihadapan mahasiswa pasca sarjana se Indonesia Robi menyampaikan tentang budaya yang dimiliki oleh suku Petalangan seperti nyanyi panjang, manumbai madu sialang, ritual tolak bala, tarian badeo dan tradisi menotou rumah.

Robi berharap, agar pemerintah memperhatikan dan melestarikan kebudayaan Petalangan dan budaya daerah asli lainnya yang ada di Indonesia, harapnya.
 
referensi 
http://www.terasunri.web.id/2017/09/wakili-ur-robi-armilus-ikuti.html 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Pertanyaan Penting Untuk Menjadi Sociopreneur

Sociopreneur atau wirausaha sosial merupakan bentuk dari suatu upaya dari organisasi ataupun perusahaan agar bisa memberikan dampak sosial dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata Memulai social enterprise hampir sama dengan memulai usaha atau membangun perusahaan sendi di bidang apapun. Bedanya, biasanya untuk socieopreneur  kita bisa memulai dengan 5 pertanyaan ini sebelum kemudian turun dan memutuskan menjadi seorang sociopreneu r : Apakah masalah sosial yang membuat kita ingin membangun social enterprise? Bagaimana proses pemberdayaan yang akan kita lakukan bersama masyarakat untuk mendukung pemecahan masalah sosial tersebut? Apa saja prinsip bisnis etis yang akan kita implementasikan? Apakah kita bisa melihat kegiatan ini sebagai sesuatu yang berkelanjutan dalam jangka panjang, atau hanya menjadi proyek idealis saja? Akan seperti apakah dampak sosial dari social enterprise kita ini? Nah, jika tertarik mulai membangun soci

Teori Sistem Sosial

Teori system sosial menjelaskan tentang dinamika oganisasi dalam istilah-istilah dari jaringan sosial- hubungan dan interaksi orang didalam dan diuar organisasi. Blau dan Scott (1962) mengenalkan dua prinsip dasar yang membantu mendefinisikan sistem sosial. Salah satunya adalah susunan hubungan-hubungan sosial, atau pola-pola dari interaksi-interaksi sosial didalam sistem sosial.. Yang lain adalah budaya, atau nilai-nilai kebersamaan dari orang-orang di dalam sistem sosial. Hal ini berguna untuk mengingat bahwa susunan hubungan sosial dan budaya dari organisasi dapat dilihat secara formal, informal atau holistik. Struktur sosial ditentukan oleh jenis interaksi sosial, antara orang dengan berbagai status dalam organisasi. Tindakan Sosial mengacu pada jenis dan tingkat interaksi di antara mereka dalam sebuah organisasi, apakah mereka lebih tinggi, rendah, atau berorientasi pada teman sebaya. Misalnya, penting untuk dicatat bagaimana-sering dan panjangnya orang bercakap-cakap satu de

Teori Struktural Fungsional

Struktural Fungsional Teori fungsional memiliki asumsi utama, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsistem, keseluruhan subsistem tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Menurut aliran struktural fungsional (parson), bahwa pranata-pranata utama dalam setiap kebudayaan hubungan satu dengan yang lain dan memiliki fungsi khusus dalam hubungan satu dengan yang lain .   Setiap pranata (termasuk sistem kekuasaan) penting untuk berfungsi secara normal dimana kebudayaan pranata itu berada   untuk melanjutkan eksistensisnya. Talcott parson dan edwar A shils mengatakan yang dimaksud dengan sistem sosial dapat digambarkan sebagai   “a system of interactive relationship of a plurality of individual actors” sementara itu Hugo F. Reading mentakan bahwa sistem sosial biasanya digambarkan sebagagai “a system if social elements” . Sedangkan Thomas Fourd Hold mengatakan bahwa sistem sosial adalah “the totality of relationship of involved indiv