Langsung ke konten utama

Meminang Pada Tradisi Perkawinan Suku Petalangan



Tradisi Perkawinan  Suku Petalangan (Meminang)

Meminang adalah salah satu kegiatan dari tradisi perkawinan di suku petalangan. Meminang dilakukan oleh pihak laki-laki dengan cara mengirimkan utusan dua atau tiga orang atau lebih. Orang yang dipilih bertujuan untuk menyampaikan hajat dari pihak laki-laki untuk mempersunting pihak peempuan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat perjanjian antara pihak perempuan dan pihak laki-laki.
Perjanjian yang diputuskan biasanya meliputi pereihal bila waktu untuk memberi tanda serta seberapa besar antar belanja. Upacara meminang membutuhkan beberapa peralatan. Peralatan yang utama adalah sirih beserta perlengkapan lainnya. Menururt ketentuan adat tepak sirih tersebut terdiri dari  tepak perisik, tepak sirih peminang, tepak sirih pengikat janji.
Pada saat upacara meminang penyampaian niat dan maksud dari kedatangan pihak laki-laki disampaikan dengan pantun. Begitu juga dengan pihak perempuan selaku tuan rumah menjawab dengan pantun. Sehingga terjadi balas-balasan pantun. Beberapa diantara nya seperti tergambar berikut ini :
Tuan Rumah
Susun kajang dua tiga
Mari letakan dalam perahu
Dalam lautan boleh diduga
Dalam hati siapa yang tahu

Isap rokok tembakau cina
Mari diisap sambil menari
Minta maaf kami bertanya
Apa hajat datang kemari
Pihak Laki-Laki
Memang begitu kayu tembaga
Takkan sama kayu cendana
Memang begitu adat lembaga
Dulu sapa baru bertanya

Tanam pauh tengah pematang
Lomba-lomba timang gelombang
Hanyau serantau keindragiri
Dari jauh kami datang
Hendak mencobamenanam mumbang
Kalau tumbuh tuah negeri
Tuan rumah
Lomba-lomba timang gelombang
Hanyut seekor ketepian mandi
Usahlah coba menanam kmumbang
Tampang kayu tumbuh tak jadi
Pihak Laki-Laki
Kura-kura dalam perahu
Sudah gaharu cendana pula
Pura-pura tidak tahu
Sudah tahu bertnya pula

Patah tumbuh hilang berganti
Tak kan melayu hilang dibumi
Besarlah hajat kami kemari
Untuk menyampaikan sekalang hati

Sudah lama kami katasik
Airnya jernih hutannya rawa
Dah lama kami merisik
Baru sekarang bersua muka

Jika bunga belum dipagar
Kami menyimpan si kumbang jadi
Kumbang belum hidup berkawan
Hajat menyunting bunga sekaki
Itulah hajat kami serombongan datang kemari
Menjumpai tuan dan puan yang ada di rumah ini
Pihak Perempuan
Sirih ada di daam puan
Pinang berukir berlapis-berlapis
Sirih tuan dah ami makan
Pinangnya lemak sirihnya manis

Tepak tiuan  kayu cendana
Tepak kami kayu meranti
Tepak tuan dah kami periksa
Cuba pulak tengok tepak kami
Pihak Laki-Laki
Minyak kapak buatan cina
Minyak pengobat sakit gigi
Tepak tuan dah kami periksa
Sayang nya kami tak punya gigi
Pihak Perempuan
Sirih berbuah dimuka tingkap
Panjat ritan dimu pintu
Sirih tuan sudah sama ditangkap
Hajat tuan belumlah tau

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sistem Sosial

Teori system sosial menjelaskan tentang dinamika oganisasi dalam istilah-istilah dari jaringan sosial- hubungan dan interaksi orang didalam dan diuar organisasi. Blau dan Scott (1962) mengenalkan dua prinsip dasar yang membantu mendefinisikan sistem sosial. Salah satunya adalah susunan hubungan-hubungan sosial, atau pola-pola dari interaksi-interaksi sosial didalam sistem sosial.. Yang lain adalah budaya, atau nilai-nilai kebersamaan dari orang-orang di dalam sistem sosial. Hal ini berguna untuk mengingat bahwa susunan hubungan sosial dan budaya dari organisasi dapat dilihat secara formal, informal atau holistik. Struktur sosial ditentukan oleh jenis interaksi sosial, antara orang dengan berbagai status dalam organisasi. Tindakan Sosial mengacu pada jenis dan tingkat interaksi di antara mereka dalam sebuah organisasi, apakah mereka lebih tinggi, rendah, atau berorientasi pada teman sebaya. Misalnya, penting untuk dicatat bagaimana-sering dan panjangnya orang bercakap-cakap satu de

Teori Struktural Fungsional

Struktural Fungsional Teori fungsional memiliki asumsi utama, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsistem, keseluruhan subsistem tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Menurut aliran struktural fungsional (parson), bahwa pranata-pranata utama dalam setiap kebudayaan hubungan satu dengan yang lain dan memiliki fungsi khusus dalam hubungan satu dengan yang lain .   Setiap pranata (termasuk sistem kekuasaan) penting untuk berfungsi secara normal dimana kebudayaan pranata itu berada   untuk melanjutkan eksistensisnya. Talcott parson dan edwar A shils mengatakan yang dimaksud dengan sistem sosial dapat digambarkan sebagai   “a system of interactive relationship of a plurality of individual actors” sementara itu Hugo F. Reading mentakan bahwa sistem sosial biasanya digambarkan sebagagai “a system if social elements” . Sedangkan Thomas Fourd Hold mengatakan bahwa sistem sosial adalah “the totality of relationship of involved indiv

Analisis Cinta Menurut Teori Sosiologi

Kerangka Konsep Sosiologi untuk Membingkai Cinta Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji masyarakat, baik meliputi proses sosial, nilai dan norma sosial, kelompok sosial, dan lain sebagainya yang terdapat dalam masyarakat. Masyarakat menjalain hubungan timbal balik individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok yang bersifat asosiatif maupun disosiatif. Konsep asosiatif mengarah pada proses penyatuan individu dan kelompok dalam suatu masyarakat yang satukan oleh perasaan afeksi (kasih sayang), afeksi dapat juga diartikan sebagai kategori cinta. Namun cinta tidak bisa dikatakan sebagai kasih sayang, buktinya ucapan cinta kadang membuat sakit hati dan saling membenci. Cinta dalam makna normatif berarti ungkapan kasih sayang dari seseorang diwujudkan dalam bentuk afeksi dan proteksi. Pewujudan afeksi sudah jelas bentuknya berupa kasih sayang, namun perwujudan proteksi yang diartikan melindungi kadang disalahlakukan sebagai koersif a