Langsung ke konten utama

Belajar Dari Siti Hajar



Tulisan Robi ( TUBI )
Belajar dari Siti Hajar 

Siti Hajar adalah isti kedua dari Nabi Ibrahim a.s. Pernikahan Nabi Ibrahim dan siti hajar melahirkan seorang anak bernama ismail. Lahirnya ismail menjadi buah dari kesabaran dan doa nabi Ibrahim agar dikarunia anak yang kelak akan menjadi pelanjut cerita penerus sejarah dan penyebar sirah kenabian dalam berdakwah kepada umat manusia.

Ketika anak yang menjadi dambaan dan harap dalam setiap doa nya ibrahim, Allah memerintahkan agar Ibrahim meninggalkan siti hajar dan ismail di sebuah tanah yang tandus dan tanpa pepohonan. Ibrahim dengan berat hati meninggalkan siti hajar dan anaknya yang masih bayi di gurun pasir tersebut. Ibrahim tunduk dan patuh kepada perintah Allah dengan mengorbankan rasa cinta nya kepada dambaan hati yang menjadi belahan jiwanya, menjadi sebutan dalam harap dan doa nya kepada Allah. Namun ibrahim percaya Allah tidak akan menyia-nyiakan dan akan menjaga mereka disana.

Sepeninggal Ibrahim, bayi kecil bernama Ismail itu mulai menangis karena kehausan, terik sinar matahari yang menyengat membuat siapapun akan merasa kehausan. Siti Hajar yang melihat anaknya menangis karena kehausan segera berlari-lari keatas bukit bernama Safa dengan harapan akan ditemuinya air yang akan bisa mengahapuskan dahaga anaknya. Namun sesampai di Safa air yang diharapkan tidak ada. Lalu Siti Hajar berlari-lari menuju Bukit Marwah dengan harapan dijumpai nya air. Namun yang dicari tak juga ada. Begitulah selanjutnya Siti Hajar bolak balik selama 7 x antara bukit Safa dan Marwah. Pada dasarnya Siti Hajat tau bahwa air yang dicari tidak ada, namun Siti Hajar ingin menunjukan kesungguhan nya kepada Allah dalam berusaha.

Allah tak tidur meski sedetikpun, rahmat Allah pun datang. Dari kaki ismail yang menghentakkan tanah keluarlah air yang mengalir deras yang sampai saat ini masih terus mengeluarkan air. Air itu kenal dengan nama air zam-zam. Untuk mengabadikan perjuangan siti hajar yang bolak balik selama 7 x antara safa dan marwah sebagai salah satu dari rukun haji yang disebut Sa’i.

Dari siti hajar kita belajar kesungguhan hati dalam berusaha dan berikhtiar sambil tiada putusnya harap kepada Allah.  Kadang hasil yang kita dapatkan tidak terletak pada ikhtiar yang kita jalani, tetapi pada kesungguhan kita dalam mengupayakannya. 

Semoga Allah senantiasa memberikan rahmat dan karunianya kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. 
 
Begitulah Allah, dalam mendidik hambanya.

Selamat Idul Adha 1438 H

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Teori Sistem Sosial

Teori system sosial menjelaskan tentang dinamika oganisasi dalam istilah-istilah dari jaringan sosial- hubungan dan interaksi orang didalam dan diuar organisasi. Blau dan Scott (1962) mengenalkan dua prinsip dasar yang membantu mendefinisikan sistem sosial. Salah satunya adalah susunan hubungan-hubungan sosial, atau pola-pola dari interaksi-interaksi sosial didalam sistem sosial.. Yang lain adalah budaya, atau nilai-nilai kebersamaan dari orang-orang di dalam sistem sosial. Hal ini berguna untuk mengingat bahwa susunan hubungan sosial dan budaya dari organisasi dapat dilihat secara formal, informal atau holistik. Struktur sosial ditentukan oleh jenis interaksi sosial, antara orang dengan berbagai status dalam organisasi. Tindakan Sosial mengacu pada jenis dan tingkat interaksi di antara mereka dalam sebuah organisasi, apakah mereka lebih tinggi, rendah, atau berorientasi pada teman sebaya. Misalnya, penting untuk dicatat bagaimana-sering dan panjangnya orang bercakap-cakap satu de

Teori Struktural Fungsional

Struktural Fungsional Teori fungsional memiliki asumsi utama, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsistem, keseluruhan subsistem tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Menurut aliran struktural fungsional (parson), bahwa pranata-pranata utama dalam setiap kebudayaan hubungan satu dengan yang lain dan memiliki fungsi khusus dalam hubungan satu dengan yang lain .   Setiap pranata (termasuk sistem kekuasaan) penting untuk berfungsi secara normal dimana kebudayaan pranata itu berada   untuk melanjutkan eksistensisnya. Talcott parson dan edwar A shils mengatakan yang dimaksud dengan sistem sosial dapat digambarkan sebagai   “a system of interactive relationship of a plurality of individual actors” sementara itu Hugo F. Reading mentakan bahwa sistem sosial biasanya digambarkan sebagagai “a system if social elements” . Sedangkan Thomas Fourd Hold mengatakan bahwa sistem sosial adalah “the totality of relationship of involved indiv

Analisis Cinta Menurut Teori Sosiologi

Kerangka Konsep Sosiologi untuk Membingkai Cinta Sosiologi merupakan ilmu yang mengkaji masyarakat, baik meliputi proses sosial, nilai dan norma sosial, kelompok sosial, dan lain sebagainya yang terdapat dalam masyarakat. Masyarakat menjalain hubungan timbal balik individu dengan individu, individu dengan kelompok, serta kelompok dengan kelompok yang bersifat asosiatif maupun disosiatif. Konsep asosiatif mengarah pada proses penyatuan individu dan kelompok dalam suatu masyarakat yang satukan oleh perasaan afeksi (kasih sayang), afeksi dapat juga diartikan sebagai kategori cinta. Namun cinta tidak bisa dikatakan sebagai kasih sayang, buktinya ucapan cinta kadang membuat sakit hati dan saling membenci. Cinta dalam makna normatif berarti ungkapan kasih sayang dari seseorang diwujudkan dalam bentuk afeksi dan proteksi. Pewujudan afeksi sudah jelas bentuknya berupa kasih sayang, namun perwujudan proteksi yang diartikan melindungi kadang disalahlakukan sebagai koersif a