Langsung ke konten utama

Asal usul desa Betung



Asal Usul Desa Betung
Nama Betung diambil dari sejarah zaman dahulu yang diceritakan secara turun temurun nenek moyang masyarakat tentang asal muasal nama Desa Betung. Nama Betung berasal dari salah satu jenis tumbuhan yang berukuran besar. tumbuhan tersebut juga bisa dijadikan sebagai salah satu sumber makanan bagi penduduk yang berasal dari tunasnya yang tumbuh disamping batangnya yang disebut rebung.
Sejarahnya, pada zaman dahulu ada aliran anak sungai yang bermuara kesungai nilo. Posisi anak sungai tersebut tepat pada Danau Betung “Pusat Budaya Melayu Petalangan”saat sekarang ini. Yang mana pada waktu itu, aliran anak sungai  tersebut belum memiliki nama. Pada waktu itu ada seorang kepala keluarga yang bernama Datuk Botung yang merupakan Pengulu kampung tersebut, beliau tinggal disuatu pedusunan yang mana pada waktu itu bukanlah suatu Desa atau kampung, tapi hanya seUnit dusun kecil yang didiami oleh beberapa keluarga yang terletak dipinggir sungai nilo/pada seUnit aliran anak sungai, beliau membuat seUnit tepian (Perigi) ditepi aliran anak sungai tersebut dan dipinggir tepian tersebut ditanamlah sebatang bambu/bulu besar yang dinamakan bulu/aur Botung dan sampai sekarang nama aliran anak sungai tersebut diberi nama Batang Betung (Sungai Betung). Dan pada tahun 1953 melekatlah nama dusun tersebut menjadi Desa Betung dengan nama kec. Pangkalan kuras dengan ibu kota kec. Kuala Napo.
Pada waktu itu Datuk Botung menjabat sebagai pengulu kampung botung yang lebih dikenal dengan nama Datuk monti buyung, beliau merupakan keturungan kerajanaa Datuk Domang Sirael. memiliki satu orang istri dan dua orang putri kesayangnya yaitu : Gunjung Laut dan Lindung Bulan. Untuk mengenang sejarah tersebut nama putri datuk Botung diabadikan sebagai nama beberapa bangunan yang berada di Danau Wisata Desa Betung yaitu Balai Putih Gunjung Laut yang berada ditengah danau dan Balai Putih Lindung Bulan yang berada di Pinggir danau Wisata Desa Betung.
Sampai sekarang ini, dusun yang didiami Datuk Botung tersebut sudah ditinggal dan tidak ada penghuninya lagi. Namun sejarah membuktikan bahwa ditempat tersebut ada bukti ditempati manusia yaitu berupa bekas-bekas perumahan dan pecahan peralatan rumah tangga serta tanaman tua seperti  mempelam, cempadak, langsat dan tanaman lainnya.
Pada perkembangan sejarah berikutnya, Desa Betung juga dikenal dengan nama Tanjung Perusa. Nama Tanjung Perusa tersebut masih dipakai oleh masyarakat sampai dengan tahun 1985. Asal sejarahnya adalah bahwa ada suatu hutan larangan yang ditumbui oleh berbagai jenis kayu hutan yang dikepalai oleh seorang penguluh kampung tanjung perusa. Namun dari beberapa jenis kayu tersebut ada suatu pohon yang menjadi salah satu sumber nama hutan tersebut. Nama kayu tersebut adalah puso, yang mana kayu ini merupakan kayu raksasa yang tumbuh dihutan tersebut. Menurut salah satu cerita yang membuktikan bahwa kayu tersebut kayu raksasa adalah bahwa pada waktu itu datanglah delapan orang penduduk hendak menebang kayu tersebut dengan menggunakan alat-alat tradisional yaitu: Beliung dan Kapak. Namun ajaibnya setelah delapan hari kedelapan orang tersebut tidak juga berhasil menumbangkan/merobohkan pohon tersebut. sehingga sampai dengan sekarang ini nama hutan larangan tersebut diberi nama Tanjung Perusa atau lebih akrap disebut masyarakat adalah Kopungan Pauso.
Pada perkembangnya, sebelum betung resmi menjadi seUnit Desa, Desa betung memiliki nama-nama wilayah bagian atau dusun dan atau kampung kecil yang didiami beberapa penduduk. Seperti : Tanjung Sialang, Bukit Raya, sialang kawan, simpang tiga dan masih banyak lagi nama-nama kampung yang berada diDesa betung. Namun seiring dengan perkembangan zaman sesuai dengan sistem pemerintahan, “Betung” resmi menjadi seUnit Desa yaitu Desa Betung

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Pertanyaan Penting Untuk Menjadi Sociopreneur

Sociopreneur atau wirausaha sosial merupakan bentuk dari suatu upaya dari organisasi ataupun perusahaan agar bisa memberikan dampak sosial dan bukan hanya sekedar mencari keuntungan semata Memulai social enterprise hampir sama dengan memulai usaha atau membangun perusahaan sendi di bidang apapun. Bedanya, biasanya untuk socieopreneur  kita bisa memulai dengan 5 pertanyaan ini sebelum kemudian turun dan memutuskan menjadi seorang sociopreneu r : Apakah masalah sosial yang membuat kita ingin membangun social enterprise? Bagaimana proses pemberdayaan yang akan kita lakukan bersama masyarakat untuk mendukung pemecahan masalah sosial tersebut? Apa saja prinsip bisnis etis yang akan kita implementasikan? Apakah kita bisa melihat kegiatan ini sebagai sesuatu yang berkelanjutan dalam jangka panjang, atau hanya menjadi proyek idealis saja? Akan seperti apakah dampak sosial dari social enterprise kita ini? Nah, jika tertarik mulai membangun soci

Teori Sistem Sosial

Teori system sosial menjelaskan tentang dinamika oganisasi dalam istilah-istilah dari jaringan sosial- hubungan dan interaksi orang didalam dan diuar organisasi. Blau dan Scott (1962) mengenalkan dua prinsip dasar yang membantu mendefinisikan sistem sosial. Salah satunya adalah susunan hubungan-hubungan sosial, atau pola-pola dari interaksi-interaksi sosial didalam sistem sosial.. Yang lain adalah budaya, atau nilai-nilai kebersamaan dari orang-orang di dalam sistem sosial. Hal ini berguna untuk mengingat bahwa susunan hubungan sosial dan budaya dari organisasi dapat dilihat secara formal, informal atau holistik. Struktur sosial ditentukan oleh jenis interaksi sosial, antara orang dengan berbagai status dalam organisasi. Tindakan Sosial mengacu pada jenis dan tingkat interaksi di antara mereka dalam sebuah organisasi, apakah mereka lebih tinggi, rendah, atau berorientasi pada teman sebaya. Misalnya, penting untuk dicatat bagaimana-sering dan panjangnya orang bercakap-cakap satu de

Teori Struktural Fungsional

Struktural Fungsional Teori fungsional memiliki asumsi utama, yaitu melihat masyarakat sebagai suatu sistem yang di dalamnya terdapat subsistem, keseluruhan subsistem tersebut memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Menurut aliran struktural fungsional (parson), bahwa pranata-pranata utama dalam setiap kebudayaan hubungan satu dengan yang lain dan memiliki fungsi khusus dalam hubungan satu dengan yang lain .   Setiap pranata (termasuk sistem kekuasaan) penting untuk berfungsi secara normal dimana kebudayaan pranata itu berada   untuk melanjutkan eksistensisnya. Talcott parson dan edwar A shils mengatakan yang dimaksud dengan sistem sosial dapat digambarkan sebagai   “a system of interactive relationship of a plurality of individual actors” sementara itu Hugo F. Reading mentakan bahwa sistem sosial biasanya digambarkan sebagagai “a system if social elements” . Sedangkan Thomas Fourd Hold mengatakan bahwa sistem sosial adalah “the totality of relationship of involved indiv